
BINTANG INTERNASIONAL, Tokio Hotel menyapu jagad musik dunia bagai badai topan. Setelah menempatkan 4 single-nya di puncak tangga lagu, punya dua album jawara, dan menjual hampir 3 juta copy CD dan DVD di negerinya, mereka jelas aksi terbesar yang lahir dari Jerman dalam 20 tahun terakhir. Apalagi, CD pertama mereka direkam saat usia anggota band itu 13 sampai 15 tahun.
Tokio Hotel jelas telah memecah tembok perbedaan budaya dan bahasa. Grup musik ini mencipta badai penggemar di sepanjang Eropa dan seketika menjual habis tiket konser mereka di AS dan Kanada. Di Austria dan Swiss, Tokio Hotel sudah mengantongi 4 platinum, sementara di Perancis fans mereka yang berjumlah 500 ribu orang bernyanyi bersama di depan Menara Eiffel. Satu demi satu negara di Eropa mereka taklukkan dalam hitungan bulan. Setiap tiket konser mereka ludes dibeli. Di negerinya sendiri, mereka sukses menggelar 43 pertunjukan dengan total penonton 400 ribu--angka terbesar tur debut dalam sejarah musik Jerman.
Para remaja menangis saat melihat--meski sekilas--Bill Kaulitz (18, vokal), saudara kembarnya Tom (18, gitar), Gustav Schäfer (19, drum) dan Georg Listing (20, bas). Kini Tokio Hotel siap mengguncang Amerika Utara dan Selatan. Histeris fans pasti bakal terjadi.
Tokio Hotel telah jadi favorit MTV. Grup ini memenangi Best New Artist di ajang MTV Video Music Awards tahun lalu dan Headliner Award di MTV Europe Video Music Awards. Sementara di Youtube, Tokio Hotel TV telah ada di saluran musik paling banyak ditonton. "Selalu jadi mimpi bagi kami bisa berhasil di Amerka," kata Bill yang pertama menyanyi lagu berbahasa Inggris bertajuk "Scream", debut album (berbahasa Inggris) band itu di luar Eropa. "Kami tumbuh mendengarkan band-band Amerika seperti Metallica, Green Day, dan Red Hot Chili Peppers. Kami ingin mendapat kesempatan melakukan apa yang mereka perbuat." Saat band ini terbentuk di Magderburg, Jerman, tahun 2001 (awalnya bernama Devilish), mereka tak pernah menyangka akan menang penghargaan musik Jerman. "Tidak ada rencana B," jelas Bill, "yang kami tahu hanya main musik." Tom, sang gitaris, menambahkan, "Main musik di depan penonton segalanya buat kami. Itu yang kami mulai 3 tahun lalu, main di pub dan bar kecil--kadang hanya ditonton 5 orang. Sekarang semuanya berubah total. Kami main di depan begitu banyak orang di venue terbesar yang pernah ada. Sukses ini tak kami percaya sebelumnya, dan kami sangat bersyukur karenanya." Lantunan melodi Tokio Hotel mencakup mulai dari gitar yang keras melengking khas musik rock atau musik yang penuh power sampai pop bertempo sedang dan balada yang instropektif. Persamaan musik mereka yang beragam adalah semuanya punya pesan.
"Don't Jump" adalah lagu yang anti bunuh diri, mengatakan pada pendengarnya untuk jangan menyerah. Sedang "Scream" yang diawali hentakan gitar mengatakan, "Katakan apa maksudmu-atau jika perlu, teriaklah-demi maksudmu sampai," jelas Bill. Lagu "Rescue Me" yang sepi tapi powerful tentang kesunyian saat hubungan kasih koyak di depan mata. Sementara lagu manis bertempo slow "Monsoon" tentang mengarungi hidup bersama sahabat atau belahan jiwa--dengan bersama menghadapi segala rintangan--dan akhirnya akan berakhir baik. "Lirik sangat penting bagi kami," tegas Bill. "Itu membantu fans mengetahui maksud kami. Bagian terbaik jadi musisi adalah melihat lautan manusia ikut menyanyikan lagumu, itu heboh." sekarang, untuk pertama kali, mereka bisa mendengar lagu mereka dinyanyikan fans berbahasa Inggris. "Akan jadi hal yang sedikit gila," aku Bill. Meski mereka belajar bahasa Inggris di sekolah, mereka menulis lirik dalam bahasa Jerman, lalu diterjemahkan ke Inggris.
Album pertama yang rilis di luar Eropa sebenarnya gabungan dua album mereka sebelumnya. "Schrei (Scream)" dan "Zimmer 483 (Room 483)" diterjemahkan ke bahasa Inggris lalu direkam ulang. Single pertama mereka di Jerman, "Durch den Monsun (Through the Monsoon)", jadi nomor satu pada Agustus 2005 dan berlanjut pada "Rette Mich (Rescue Me)". Single pertama album kedua mereka "Zimmer 483 (Room 483)", berjudul “Übers Ende Der Welt (Ready, Set, Go!)," dirilis Januari 2007, dan segera jadi nomor satu dan versi Inggris-nya masuk nominasi Best Pop Video di MTV Amerika. "Kami pikir musik kami punya takdirnya sendiri," kata Bill, "Tentu kami ingin setiap lagu kami sukses; tapi utamanya kami ingin membuktikan diri kami, dan berusaha jujur pada setiap orang."

Tidak ada komentar:
Posting Komentar